1.
Pendahuluan
Penelitian ini adalah hasil pendahuluan
dari suatu penelitian lapangan pada tahun 1950-1954 di sebuah desa Sunda yang
bernama Cibodas yang termasuk dalam Kecamatan Lembang di Kabupaten Bandung,
Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan oleh penulis, bekerjasama dengan ahli
pertanian Kampto Utomo dan dengan bantuan para mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Indonesia, di Bogor.
2.
Struktur
Masyarakat Pertanian di Cibodas
Ada dua prinsip yang saling melengkapi
yang membagi masyarakat desa Cibodas ke dalam dua kelompok sosial yang pada
dasarnya berbeda, yaitu di satu pihak “mengabdi” dan di lain pihak “memerintah”
atau “memperabdi”. Kata-kata mengabdi digunakan dalam pengertian “menyerah”
atau “menyerahkan diri” kepada seseorang
yang memberikan perintah dan suruhan, memberikan pekerjaan, mempunyai orang
lain untuk melayaninya, dan dalam beberapa keadaan memberikan perlindungan. Atas
dasar kedua prinsip ini, masyarakat desa dapat dibagi ke dalam
kelompok-kelompok: kelompok buruh tani
dan kelompok petani bebas.
3.
Buruh
tani
Buruh Tani sama sekali tidak mempunyai
tanah atau tidak mempunyai cukup tanah yang berkualitas baik guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokoknya dan ia juga tidak mempunyai latar belakang
kecerdasan yang diperlukan untuk mengurus suatu usaha pertanian. Tetapi harus
ditekankan di sini bahwa ciri terpenting dari buruh tani bukanlah tidak adanya
atau tidak cukupnya tanah yang dimilikinya, tetapi sikapnya yang menyerahkan
diri kepada orang yang dilayaninya).
Empat puluh empat persen keluarga yang
terdapat di Cibodas sama sekali tidak memiliki tanah. Di sini buruh tani itu
lagi memperlihatkan dirinya dalam peranan “mengabdi”. Dua puluh lima persen
dari keluarga di Cibodas itu hanya memiliki tanah pekarangan, di mana terdapat
tempat kediaman mereka, bersama dengan tempat kediaman kerabat tedekat. Dua
puluh tiga persen dari para penduduk termasuk ke dalam kelompok pemilik tanah
sempit.
Jadi, buruh tani itu terdiri dari
kira-kira sembilan puluh persen dari jumlah penduduk desa (walaupun angka itu harus
dilihat hanya sebagai perkiraan yang amat kasar saja).
Setelah
mengadakan pembedaan yang penting antara buruh tani dan petani bebas di
Cibodas, maka “praktis”lah kiranya untuk selanjutnya membagi buruh-buruh
pertanian itu ke dalam dua sub-kelompok.
Buruh Tani dalam Arti Sesungguhnya
Untuk
maksud-maksud penelitian ini ciri-ciri buruh tani yang sesungguhnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kegiatan Ekonomi
a) Buruh
tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji sebagai pekerja
harian.
b)
Setelah hasil kentang dan kubis dipungut
dari tanah pertanian petani bebas, buruh tani diperbolehkan menanami
tanah-tanah itu selama enam bulan atas dasar bagi hasil, dan menanaminya dengan
padi huma, jagung dan ketela rambat. Sedikit di antara mereka juga menggarap
sawah di desa itu atas dasar bagi hasil (daerah tegalan jauh lebih luas di desa
itu dibandingkan dengan sawah).
c)
Di waktu mereka tidak dipekerjakan
sebagai tenaga buruh, para buruh tani melakukan perdagangan kecil-kecilan yang
menghasilkan laba kira-kira sama besarnya dengan gaji mereka
Kedudukan Sosial
a) Para
buruh tani berada di tingkat terendah dalam lapisan masyarakat.
b)
Buruh tani hidup untuk mennyambung nyawa
saja, karena tidak ada benda atau orang yang menjamin kelanjutan hidup mereka
di masa depan.
c)
Sebagaimana dapat diduga berdasarkan apa
yang tersebut di atas, maka buruh tani yang sesungguhnya tidak mempunyai latar
belakang kecerdasan, juga tidak mempunyai pengalaman untuk mengelola pertanian.
d) Buruh
tani sebagai kelompok sama sekali tidak terikat kepada desa mereka. Banyak dari
mereka berasal dari tempat lain, dan kalau telah datang waktunya, mereka pindah
ke tempat yang baru lagi di mana mereka berharap menemukan kesempatan untuk
berhasil atau gaji yang lebih besar, atau di mana kedengaran kerja lebih
ringan.
(Dyah Lisna - 155040101111008)
Petani Tidak Tetap
Petani tidak tetap memiliki lahan
yang luasnya berada antara seperempat acre sampai dua setengah acre, tetapi
pada umumnya mereka memiliki kurang dari satu seperempat acre. Pendapatan
yang diperoleh dari sebidang tanah yang
dikerjakan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga terkadang
mereka menjadi buruh, pedagang, dan sejenisnya untuk menyambung hidup. Petani tidak tetap juga bekerja menggarap
lahan orang lain. Seperti buruh tani yang sesungguhnya, petani tidak tetap juga
sering menanam tanaman sampingan atas dasar maro (bagi hasil).
Ciri
khas utama dari sub-kelompok ini dapat diringkaskan sebagai berikut:
Kegiatan Ekonomi
a) Petani
tidak tetap dipekerjakan oleh tuan tanah yang lebih besar dengan digaji sebagai
tenaga harian.
b)
Mereka menanam padi huma, jagung, ketela
rambat, dan bawang di atas tanah kering yang sementara disewakan kepada mereka
atas dasar bagi hasil, setelah kentang dan kubis dipungut dari tanah itu.
Mereka juga mengerjakan sebagian dari sawah desa atas dasar bagi hasil.
c)
Perdagangan yang dilakukan para petani
tidak tetap kadang-kadang mengambil bentuk yang sedikit lebih luas dan lebih
teratur dari yang dilakukan oleh buruh tani tidak bertanah.
Kedudukan Sosial
a) Beberapa
petani tidak tetap itu mempunyai harga diri yang lebih besar, tetapi kebanyakan
anggota kelompok itu amat serupa dengan kelompok buruh tani yang tidak bertanah
dalam sikap mental dan kecerdasannya.
b)
Petani tidak tetap mempunyai sumber uang
masuk yang lain di samping upah kerjanya (yaitu dari bagi hasil sawah, dari
hasil pertanian yang ditanam di atas tanah mereka sendiri umpamanya) maka
mereka menjadi sedikit kurang terpengaruh dibandingkan dengan buruh tani saja
terhadap perubahan-perubahan musim dan perubahan lainnya yang terjadi di pasar
tenaga kerja.
c)
Kesan umum yang diperoleh adalah bahwa
petani tidak tetap sebagai suatu kelompok secara kemasyarakatan bertambah
menurun keadaanya dan bukan bertambah meningkat.
d)
Hubungan kekeluargaan dari petani tidak
tetap, sebagimana halnya dengan hubungan keluarga buruh tani yang sesungguhnya,
tidak menolong memperkuat kedudukan ekonomi dan sosialnya.
1.
Para
Petani Bebas
Para petani bebas, “menerima pengabdian”
memainkan peranan yang menonjol baik dalam kehidupan sosial. Para petani bebas dibagi menjadi dua sub
kelompok yaitu petani bebas kecil dan tuan tanah besar. Para petani yang
mempunyai tanah seluas antara dua setengah acre dan dua belas acre dalam
hak-milik mereka telah digolongkan sebagai petani bebas kecil, sedangkan mereka
yang mempunyai lebih dari dua belas acre dianggap sebagai tuan tanah besar.
Petani Bebas Kecil
Kelompok petani bebas kecil dapat
dianggap terdiri dari enam sampai delapan persen dari keluarga yang ada di
Cibodas. Kelompok itu memperlihatkan tanda-tanda kemakmuran tertentu. Cara berpikir mereka amat berbeda dengan para
buruh tani. kelompok petani bebas kecil cukup dewasa dipandang dari segi
sosiologis untuk mempunyai kepentingan dalam memperbaiki nasib dan memainkan
peranan yang aktif dalam melakukan itu.
Ciri-ciri
khas kelompok ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan Ekonomi
a) Anggota
kelompok petani: bebas kecil tidak melakukan pekerjaan untuk mencari upah.
b)
Mereka mengerjakan tanah sendiri dan
kadang-kadang mengerjakan sawah atas dasar bagi hasil. Terdapat pengetahuan
yang semakin meyakinkan pada petani bebas kecil tentang pengelolaan pengurusan
usaha pertanian. Mereka cenderung banyak meniru dari tuan tanah besar, dengan
jalan mengikuti praktik-praktik mereka sejauh mungkin dalam batas kemungkinan
keuangan mereka. Para petani bebas kecil juga mempunyai buruh tani yang bekerja
untuk mereka dengan diupah.
c)
Perdagangan yang dilakukan oleh anggota
kelompok petani bebas kecil selalu ada hubungannya dengan hasil pertanian yang
mereka tanam dan ditanam orang lain (kentang dan kubis). Perdagangan ini lebih
banyak merupakan pemasaran hasil pertanian sendiri daripada usaha mencari uang
masuk lebih banyak.
d)
Dengan sedikitnya tersedia modal,
anggota kelompok ini berusaha mencari penggunaannya yang paling menguntungkan.
Kedudukan Sosial
a) Antara
tuan tanah besar dan buruh tani tidak terdapat hubungan kekeluargaan. Perbedaan
status sosial yang membedakan mereka dari buruh tani juga terlihat dalam
kenyataan bahwa petani bebas kecil itu tidak bekerja untuk mereka. Dari segi
pandangan sosiologis, sedikit perbedaan antara kedudukan petani bebas kecil dan
kedudukan tuan tanah besar.
b) Dibandingkan
dengan kelompok buruh tani, kelompok ini memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap pendidikan anak-anak.
(Yuliana Kristanti - 155040101111009)
c)
Anggota
kelompok ini memainkan peran penting tergantung pada kepribadian yang
bersangkutan. Kelompok ini masih mendapat perhatian dari pemerintah dibanding
buruh tani meskipun badan-badan pemerintah hanya sesekali berhubungan dengan
kelompok ini.
d)
Ikatan
keluarga memainkan peranan penting dalam kegiatan kesempatan ekonomi.
Tuan Tanah Besar
Sub-kelompok petani bebas yang termasuk tuan
tanah besar hanya setengah persen dari penduduk Cibodas. Kelompok ini terdiri
sejumlah kecil keluarga yang berhubungan erat dengan perkawinan dan lima
kelompok keluarga yakni satu keluarga di masing-masing kampung
Cigalukguk,Cibeunying dan Kosambi,dan dua keluarga di kampung Dago. Merekalah
yang menentukan jenis kegiatan dan memainkan peranan penting.
Kegiatan Ekonomi
a)
Para
tuan tanah besar menjalankan fungsi pengelola
b)
Pedagang
membantu pemenuhan kredit para tuan tanah besar
Kedudukan Sosial
a)
Para
tuan tanah besar lebih berkuasa bukan hanya secara ekonomi namun juga
kemasyarakatan. Merekalah yang memiliki hubungan dengan badan-badan
pemerintahan dan dengan anggota-anggota terkemuka pamong praja.
b)
Hubungan
antara buruh tani dengan tuan tanah besar menduduki posisi pelayan dengan
tuannya pada kelompok keluarga Cibeunying.
c)
Aturan
tuan tanah besar mempunnyai kedudukan sosial dan ekonomi yang berbeda dan merupakan
bagian yang integral dari masyarakat desa itu.
(Farida
Arhum Ardyani - 155040101111010)
Pertanyaan Propagasi
1) Sebutkan
dan jelaskan dua prinsip (dasar) yang melandasi struktur sosial atau pelapisan
sosial masyarakat desa Cibodas atau masyarakat desa lain yang mirip dengan desa
Cibodas?
2) Jelaskan
perbedaan 2 golongan (kelompok) utama warga desa Cibodas dilihat dari aktivitas
ekonomi yang dilakukan dan kedudukan sosialnya dalam masyarakat desa.
3) Sebutkan
dan jelaskan pola-pola hubungan apa sajayang dijumpai antara kedua golongan
atau sub golongan warga desa tersebut.
4) Jelaskan
pola-pola hubungan antara 2 golongan warga desa Cibodas dengan pihak luar
(atas) desa.
Jawaban Propagasi
1) Kedua
prinsip itu adalah di satu pihak “mengabdi” dan di lain pihak “memerintah”.
Maksudnya adalah dalam segi kehidupan kemasyarakatan di desa Cibodas dalam kehidupan
ekonominya, terdapat pihak yang mengabdi atau
menyerahkan diri kepada seseorang yang memerintah (memberi perintah, memberi pekerjaan,
mempunyai orang lain untuk melayaninya, dan dalam keadaan lain memberikan
perlindungan). Atas dasar kedua prinsip ini kemudian masyarakat desa dibagi ke
dalam kelompok buruh tani dan kelompok petani bebas. Buruh tani yang tidak
memilikialat materi atau kecerdasan yang mengakibatkan posisinya menjadi lebih
rendah yang kemudian mengabdikan dirinya kepada para petani bebas.
2)
Buruh
Tani
· Buruh Tani dalam Arti Sesungguhnya
Kegiatan Ekonomi
a) Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah
besar dengan digaji sebagai pekerja harian.
b) Setelah hasil kentang dan kubis dipungut dari
tanah pertanian petani bebas, buruh tani diperbolehkan menanami tanah-tanah itu
selama enam bulan atas dasar bagi hasil, dan menanaminya dengan padi huma,
jagung dan ketela rambat. Sedikit di antara mereka juga menggarap sawah di desa
itu atas dasar bagi hasil
c)
Di waktu mereka tidak dipekerjakan sebagai
tenaga buruh, para buruh tani melakukan perdagangan kecil-kecilan yang
menghasilkan laba kira-kira sama besarnya dengan gaji mereka
Kedudukan Sosial
a)
Para buruh tani berada di tingkat terendah
dalam lapisan masyarakat.
b)
Buruh tani hidup untuk menyambung nyawa saja,
karena tidak ada benda atau orang yang menjamin kelanjutan hidup mereka di masa
depan.
c)
Buruh tani yang sesungguhnya tidak mempunyai
latar belakang kecerdasan, juga tidak mempunyai pengalaman untuk mengelola
pertanian. Mereka telah terbiasa bekerja sebagai buruh tani sepanjang hidup;
karena itu mereka tahu sedikit mengenai pekerjaan pertanian.
d)
Buruh tani sebagai kelompok sama sekali tidak
terikat kepada desa mereka. Banyak dari mereka berasal dari tempat lain, dan
kalau telah datang waktunya, mereka pindah ke tempat yang baru lagi di mana
mereka berharap menemukan kesempatan untuk berhasil atau gaji yang lebih besar,
atau di mana kedengaran kerja lebih ringan.
· Petani Tidak Tetap
Kegiatan Ekonomi:
a)
Petani tidak tetap dipekerjakan oleh tuan
tanah yang lebih besar dengan digaji sebagai tenaga harian.
b)
Mereka menanam padi huma, jagung, ketela rambat,
dan bawang di atas tanah kering yang sementara disewakan kepada mereka atas
dasar bagi hasil, setelah kentang dan kubis dipungut dari tanah itu. Mereka
juga mengerjakan sebagian dari sawah desa atas dasar bagi hasil.
c)
Perdagangan yang dilakukan para petani tidak
tetap kadang-kadang mengambil bentuk yang sedikit lebih luas dan lebih teratur
dari yang dilakukan oleh buruh tani tidak bertanah.
Kedudukan Sosial
a)
Kendatipun beberapa petani tidak tetap itu mempunyai
harga diri yang lebih besar, tetapi kebanyakan anggota kelompok itu amat serupa
dengan kelompok buruh tani yang tidak bertanah dalam sikap mental dan
kecerdasannya.
b)
Karena petani tidak tetap mempunyai sumber
uang masuk yang lain di samping upah kerjanya, maka mereka menjadi sedikit
kurang terpengaruh dibandingkan dengan buruh tani saja terhadap
perubahan-perubahan musim dan perubahan lainnya yang terjadi di pasar tenaga
kerja.
c)
Kesan umum yang diperoleh adalah bahwa petani
tidak tetap sebagai suatu kelompok secara kemasyarakatan bertambah menurun
keadaanya dan bukan bertambah meningkat.
d)
Hubungan kekeluargaan dari petani tidak tetap,
sebagimana halnya dengan hubungan keluarga buruh tani yang sesungguhnya, tidak
menolong memperkuat kedudukan ekonomi dan sosialnya.
Para
Petani Bebas
· Petani Bebas Kecil
Kegiatan Ekonomi
a)
Anggota kelompok petani: bebas kecil tidak
melakukan pekerjaan untuk mencari upah.
b)
Mereka mengerjakan tanah sendiri dan
kadang-kadang mengerjakan sawah atas dasar bagi hasil.
c)
Perdagangan yang dilakukan oleh anggota
kelompok petani bebas kecil selalu ada hubungannya dengan hasil pertanian yang
mereka tanam dan ditanam orang lain (kentang dan kubis). Perdagangan ini lebih
banyak merupakan pemasaran hasil pertanian sendiri daripada usaha mencari uang
masuk lebih banyak.
d)
Dengan sedikitnya tersedia modal, anggota
kelompok ini berusaha mencari penggunaannya yang paling menguntungkan.
Kedudukan Sosial
a)
Antara tuan tanah besar dan buruh tani tidak
terdapat hubungan kekeluargaan, tetapi hubungan seperti itu memang terdapat
antara kedua kelompok petani bebas, dan petani
bebas kecil biasanya amat sadar akan kedudukan ini.
b)
Dibandingkan dengan kelompok buruh tani,
kelompok ini memberikan perhatian yang lbih besar terhadap pendidikan anak-anak.
c)
Anggota kelompok petani bebas kecil (yang
mereka sendiri kadang-kadang adalah anak atau keuarga jauh dari tuan tanah
besar) mampu memainkan peranan yang dapat dikatakan penting dalam kehidupan
desa, tergantung dari kepribadian orang yang bersangkutan.
d)
Dalam kelompok petani kecil, ikatan keluarga
memainkan peranan yang penting dalam kegiatan dan kesempatan ekonomi.
·
Tuan Tanah Besar
Kegiatan
Ekonomi
a)
Di dalam usaha pertanian, para tuan tanah
besar menjalankan fungsi pengelola, baik dengan gaya baru maupun dengan gaya
lama.
b)
Keperluan para tuan tanah besar untuk
memperoleh kredit untuk menutupi kekurangan-kekurangan musiman pada umumnya
dipenuhi oleh para pedagang di lembang dan bandung yang menyediakan pupuk dan kemasan-kemasan
kimia. Untuk sebagiannya ini dilakukan melalui dinas pertanian.
Kedudukan
sosial
a)
Kalau bagi para buruh tani kampung cenderung
untuk dianggap sebagai kesatuan kemasyarakatan yang terpenting setelah
keluarga, bagi para tuan tanah besar, keluarga luas telah mengambil fungsi ini.
b)
Dalam hubungan mereka dengan buruh tani tuan
tanah besar masih tetap menduduki lebih kurang posisi tuan terhadap para
pelayannya, atau bapak terhadap anak-anaknya, atau tuan feodal terhadap
ulur-ulurnya.
Tuan tanah besar kendatipun mempunyai kedudukan sosial dan ekonomi
yang amat berbeda. Merupakan bagian yang integral dari masyarakat desa itu dan
belum lagi merupakan unsur asing.
3)
a.
Pola hubungan buruh tani adalah baik buruh tani sesungguhnya maupun petani
tidak tetap sama-sama dipekerjakan oleh tuan tanah yang lebih besar dan digaji
sebagai pekerja harian. Selain itu,
terdapat pola kerja bagi hasil. Selain
itu, hubungan kekeluargaan dari petani tidak tetap, sebagaimana halnya dengan
hubungan keluarga buruh tani yang sesungguhnya, tidak menolong memperkuat
kedudukan ekonomi dan sosialnya.
b. Pola hubungan
petani bebas adalah terkadang petani bebas kecil mengerjakan sawah milik tuan
tanah yang lebih besar dengan sistem
bagi hasil. Para petani bebas kecil juga mempunyai buruh tani yang bekerja
untuk mereka dengan diupah. Antara tuan
tanah besar dan buruh tani tidak terdapat hubungan kekeluargaan.
4) Pola
hubungan antar kedua golongan Desa Cibodas dengan pihak luar desa adalah
-
Tuan
tanah besar membeli pupuk dan obat-obatan kimia langsung dari perwakilan
jawatan pertanian atau dari agen-agen di Lembang dan Bandung.
-
Petani
tidak tetap menjual hasil pertanian ke pasar Bandung dengan bis kecil, tetapi
biasanya dibawa dengan dipikul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar